Dampak Limbah Cair Kelapa Sawit Bagi Lingkungan
Umumnya, pabrik kelapa sawit dapat menghasilkan limbah cair dari proses pengolahan sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO), inti sawit menjadi Palm Kernel Oil (PKO), dan budidaya kelapa sawit itu sendiri. Setiap pengolahan yang ada, akan memproduksi limbah sekitar 600-700 liter per satu ton tandan buah kelapa sawit segar.
Nah, jika seluruh limbah tersebut tidak Anda kelola dengan baik, maka dapat menyebabkan permasalahan lingkungan seperti berikut ini:
Yuk, Kelola Limbah Cair Kelapa Sawit dengan Baik dan Aman!
Itulah beberapa penjelasan dasar yang perlu Anda pahami dalam mengolah limbah cair kelapa sawit yang tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Pada intinya, untuk mengimbangi permintaan pasar terhadap CPO dan PKO yang terus meningkat, Anda perlu mengadopsi metode pengolahan limbah kelapa sawit yang efektif dan berkelanjutan menggunakan beberapa teknologi canggih.
Untuk membantu Anda melakukannya, Anda bisa berkonsultasi dengan salah satu tim Tanindo dengan cara menghubungi kontak Tanindo.
PT. Tanindo Anugerah Nusantara merupakan sebuah perusahaan jasa Water treatment Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan air bersih, air minum, dan air limbah, yang didukung oleh tenaga yang berpengalaman dan terlatih.
Tanindo telah mengerjakan berbagai proyek pengolahan dan penjernihan air dari Sabang hingga ke Merauke dengan skala project dari yang kecil sampai yang terbesar.
TANINDO juga dapat bertindak sebagai konsultan maupun kontraktor untuk banyak perusahaan air minum dalam kemasan ataupun isi ulang di berbagai wilayah Indonesia yang berupa pembuatan sistem air minum karyawan untuk pabrik-pabrik dengan jumlah karyawan skala menengah hingga padat karya (> 2000 karyawan).
Di dalam setiap instalasi pengolahan limbah maupun air, Tanindo menerapkan standar-standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintahan Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar SNI, BPOM, AMDAL, KAN, MUI dan ISO.
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S>> endobj 4 0 obj <> stream xœ[Ýsܶ׌þ>ò2E üì›�ÖM]7qku:»ºœ¤S)Ý].b3ùï‹Åâ› zœŒ-Xìço ¹|{{yqóŽd„d·—$+ùÿ$«Ëªhë¬&ECëìöåò¢Ìá¯?_^|ÎÙæ?ÙíûË‹?ñÅooU¤,˜³êsžEh aEÅ2Ö4J{óŽf„:ŠÑŠe—µU]´\ö—M#þÙ-üøqSçï7פÉßðý“ÿyÃ+Åxöqs�cŸ8å-NüuC§ ëɺ²h™+pÁ¦–‘¢�ÑÞ¼c¾Mjé _6q…\ÖôYFRDµcUQÕ.}”¶ê'´ž6×”ä/îÙ톲ünÏ}˜ OÞƒoŸ7×U~'O‚(OßýÆ׶ùL¾FdÒ†U7¯_È{RÕ¶)ÚN#‚‹?ìÆ_¹èW�y~ݸ®UŸŽžu~ºåqˆÁß8D¤¶ü/>É(NìµY½·†g¨\*X�ÈKð>lH›G´ü}Ã.;g>-N½ 0â F÷‚¸®Bƒ—â1òÚ‰¥[TÎ"¹©ë¢WÙù3¬K…˜3çM;–ï€Ï�åR%FÌÓü¿Âj zÑÚiÿ Áæî• bê|%™�tÚ úuæà ¿±¼ï¹éÔõ@Ì[UÉóÎóÖú¢lB9HÑbà�¶ƒJí«”x± 0j°ÒOBÔùø?î1ðuWtµË#*¯©ŠÆ£Ý�Ú †VÜkåp™Ø3ùÛ3Ч8‚Šêi.§Ð…[L¡A÷nJž´––á|‡Ù/b—Ã{åÇýñJѲì¿l Te>:¤*jå7P†'c§Ü÷Pc fªðÔÞøgp1�D³îãó¾÷,Öƒ62É8íÁâ8zÉÅ ·zåXàȺà=Ý0,eMÙ8Ṁ)4s<ßäVŠåäΦŽÀÂ`÷EîR‚0fØù}©vテÈQ‘¼ºÜ§8µeQNýݵ °5ã)û’ó Žå6´Ë�B‰Á$Ïž/”ç‹:7(¬ðÝZñ‹ø¹ uU1¦7Ê“rèx~„„ÄßJH6 _öj õã£F^fÅòg]:_t4$&&µhÞ�5-j&•Õ¼N^¨³Áʇ:joÂ2çD5‘%Ðì‚ Õj³3;“ðR"âCT¿dXIð¬A…övÚ�¬£U@¼Ú’PpD`ø”ís¥×9© ðÃwKm€èbGš Óù°ët�¦�=dñº’«ìiS|1-‡ÑKO½'º�–yU¨q¶žÉ¶Ãç宓‰\3Yt×.}ÂÄTH8IÔ„À‘Ýø¬—ºEKÅÉvó y �7*pòxÛlÃ[�ÙŒx³# Ò›õÙVgk¶þŒ±C¿r0ÏX%nK rˆ¼Xµ]Q+0:ºéÝQÜØTÉ`öaS…"ò½‰�ÊÝúP$Ä„�žŸb¡Øé¸'8öÙ´¿pR~ÚéøÙ\\ñK[Sð{>wK—�ï//þõ]v0dÉh„Ì=¥28yVü Ê”dméùNWio#<[Êýý«S~ȧ+8s¹"cZ‘¢lŒá-è;5\�uF~ˆÌ‘ßq_»âuÐð^#·5ßе‚å O°“5]Ñš WeAYÀNAfü$s.S\<Ç”#ÿ½xN3ʤ٧|SW˪8M,Ø*})¸´uA4\Ê¢*ùqFpøθ‰p–©ªÎ°jC¬”)ŠëùªóY±tô‰¬d¬š¢'6Øù�`:a”ÎÉGZMUõp]ÖO ?ço¡*ÿ$÷Çhò¥‹©j‘ö1³)¨ÌÕ�÷ÍU“z„éÜS(¿_ÔÐþ î;±,L–ÄH”4›‹Ò`|ß`+T#Bç>Û`¸À׃Ç�£,š‚éXpý xsš:„ö”çב6 –z¿)�TÌk¿€ ‘) Sªª3¬Ú+]%+U@|*, ’•* .‘U@-˜) UÑ„Ë�E¨BŃÕEk{ïûŸøί©ÜeÍð¹Ï–e &èÄ@ ©Bˆêz¥â½¹à••©�Âñ¸aùM¼^¬ÄHû·/h¶nH«%â'V+,¡2AªPÍðϟ˺Tî²`øÜãõ"•±¬>ãêÛ¨-KEUº‘³˜n@¶"ÝÄÏRAŸŸwæ4)ï·æm^çñ5š›©ªô¼ÒtSUfsSyc!7¥ ës“»§_“›ëÉÜôÍ榴z)7Q™„ì¡‚Üw<í¢ Oå\‰wÆi!U ç•‚$ ÈV ¼lÜÚ7pþC
Mengganggu Kesehatan Manusia
Limbah cair kelapa sawit juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Jika limbah mencemari sumber air minum, maka manusia yang mengkonsumsi air tersebut dapat terkontaminasi patogen penyebab berbagai penyakit perut dan pencernaan. Seperti diare, tipes, kolera, keracunan makanan, atau infeksi parasit.
Beberapa kasus limbah juga dapat menyebabkan iritasi dan gangguan kulit, apabila manusia terpapar langsung dengan zat-zat kimia dalam limbah. Reaksi alergi, dermatitis, atau bahkan luka bakar kulit dapat terjadi akibat paparan yang berkepanjangan atau berulang.
%PDF-1.7 %âãÏÓ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 4 0 obj <> endobj 5 0 obj <> stream xµ[[oÜÆ}ç¯`“¥–2ºÜÞiA b5rí:\išØȃ�(�‡Àÿè7—sfÈ¡´‘ +“3ßå|÷áä·ü}þ[~¾û¢óÏ_reÿûòY©ªnÝ¿ÍzÌûZWS�þ5õ�·½}'?Í4TJ)�uŸ=üšŸê\çÿÉË?]çÿË¿{°,¶ÒÓµ®«ºÏOu3, ~,÷Qlºª�V)î‘*Ÿê¶©÷+puþð9ïðò3NM5Mµ\GOYзpß®~ 8µ¢½×(^í¡§UkEL%ü9/?–‡ëü$¶ÎËüí„¿:üÁ'\tU\gv׈i¡�%—umü27>åo/øVæ|5@¡»®©†n4¢çÎWî(zt„zRz"áEßOèµMSi5vyJo‹éSzbú~�Þ.}Û±øT“Ê'¦¯¾ñÆyÿ,wó]éëÌYó˾÷˯`Ô[ÿà/þ÷æ_Ø}sEg¸ùÑ=ÌJÐy·É|ÞŠ|Aõu¥'mtYÚlz½jªqèI•H £\Á¦‡&¯½r&•YW®ý¯ÆÂýÔ(]õyù5@û;Ðfƒßmºß„Gâ+S]W£ê'#¿÷e¨ÀŸ=Ÿ£ÿ-Ä¿ø¢�‹[Ñ"Q¦šú¾Äü¾ä®QPWHlïĺÑm¥j�}Åÿ€|Àò;¯Áß¼ŽD~ôr ªƒXÆ©xÆÖ"Úð5èð69D«ÎG>6_yrX‡}¤ôõ³àÑŒÎÉ-8 Ÿùçt(À[4ÊNZëj”@æÃ[£� ù¹;ypï#µˆsüÞÑ�ò2¼/ œ»ü³²Áî$r H$l ª(ïùXx#d%8€¦5¨QTz(šcÁ]4Êr‹7R¶©½Y1Ò©|˜ÁJ™Ä»/y�+Ñõ…QRz™t)À³^×NYlu F(;l ¥†º¾ƒŽ9²\‹c±34õ8UcS‹ðƒÏ¶^íòfC¥LC½V}ÕJ¦JèI¶…²P‡ŽI½ ÏÂÕ lH‡óAcÙDˆH8ª7²hC²Jòê¦R£´¥‰#äåd¨B¸B-±¡ËGÅmA¶I‘àÈœqÒ}Z¶è~ÌmÔß@Ó×CÕÆ¬à„”0AvüÛœß4$?,óEÑ9 _N°èQ{CŠHFIº.�³¤„±ô°4ÞÎÕ�ɦÌÇ!!wxʱÖàR4¯QVB)�\*1fš¾¥½M�i2ÞÅ~t…`§¤á[£'à<Ÿ^ð¶zX¤ Û�´‹Ûcâ ÄQxKªîX©²Òf³=��íT }+³á`Òq&Ó+ÒqÈ#+Æ?Ã|L¨°�oD&Š)†mÅ-› lŒ�Ä©÷(d%½‰²�:‘mÄE3Eƒ€!uðCƒ3Â@‘,(´QîSvqK<*x@#g nÀ39.¸…PFLä,Õ”81ìñÀŠ»ˆxš$?±s°ágž6*¢-]+ŽÆÝ,�¿¼ýñõ›}¡©u?T£—œDïEúÏ%eS«Hi×ýìŒy#ª#ó¶Ï醜Éï3%�˜ &=ºVÐ – rðH:¯mª]Bž¹”Å9¡/"9¯CãÐ{¢=x_§Òü“ðEdš–Jf¡rÞÄ;ñ¡*D#»§ÒqZ{ÜZ™•¾˜ûtæž%Ðá°¦½ð€©IZzG#ä1mr²LÃËõþÛ‘�r& ;P‚
%PDF-1.3 %âãÏÓ 1 0 obj << /Creator (Canon ) /CreationDate (D:20121127084908+07'00') /Producer ( ) >> endobj 2 0 obj << /Pages 3 0 R /Type /Catalog >> endobj 4 0 obj << /Type /XObject /Subtype /Image /Name /Obj4 /Width 2720 /Height 3938 /BitsPerComponent 8 /ColorSpace /DeviceRGB /Filter /DCTDecode /Length 1015151 >> stream ÿØÿà JFIF �� ÿÛ „ $.' ",#(7),01444'9=82<.342 2!!22222222222222222222222222222222222222222222222222ÿÄ¢ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑð$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùú w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RðbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÀ b ! ÿÚ ? ùþŠ`PÑZ=„/ §ö€SÖ“µ)-@;ÑRÆ% S°GcUÔhìjúJ;žƒ¥©[P )5¨z1CZ€bŒPЊNÔÚ N ɤРÈÈØ`Aô¤¢À)V §¡ÇZLqM 1H¬eƒœ¨ÉúS0qšoP°¸<õ£Ò“Ü=(Úyâ› ‰À>˜§yˆÈ‰ÈöSC†EûÈÃê1LÁÜS[……ÚNH7PÖ¢iô£iô4šm4m r Ô Ži1CZ€»Nzw–ÇøM¡aÞDœ|�ùRd
Operasional industri kelapa sawit di Indonesia tak pernah lepas dari masalah lingkungan yang serius terkait limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME).
Pasalnya, jika tidak Anda kelola dengan baik, maka proses pengolahan kelapa sawit akan menghasilkan POME dengan kandungan berbagai zat organik dan kimia yang berpotensi mencemari lingkungan.
Mulai dari air (95%-96%), minyak (0,6%-0,7%), dan padatan sisa-sisa buah sawit yang memiliki nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang sangat tinggi.
Melalui artikel ini, kita akan mengetahui terlebih dahulu dampak limbah cair kelapa sawit bagi lingkungan. Kemudian kita juga akan mengetahui bagaimana cara mengolah limbah kelapa sawit tersebut dengan mesin Reverse Osmosis (RO).
Merusak Ekosistem Lingkungan
Apabila limbah kelapa sawit langsung Anda buang ke danau, sungai, atau wilayah perairan sejenisnya. Maka sebagian besar limbah akan mengendap, menghilangkan kandungan oksigen terlarut dalam air, membuat air menjadi keruh, dan menimbulkan aroma tajam.
Kondisi tersebut secara tak langsung dapat mengganggu kehidupan organisme air, termasuk ikan, tanaman air, jamur, bakteri, dan berbagai spesies air lainnya. Sehingga, rantai makanan alam akan terganggu dan ekosistem alami dapat rusak secara keseluruhan.
Pencemaran Air dan Udara
Dampak yang paling nyata adalah pencemaran air dan udara. Limbah cair kelapa sawit mengandung banyak zat organik, seperti minyak dan lemak, serta bahan kimia seperti limbah pabrik pengolahan dan pestisida.
Jika tidak diolah dengan benar, maka limbah tersebut dapat mencemari sungai dan danau yang secara tak langsung akan mengurangi kualitas air serta merusak ekosistem air.
Limbah cair tertentu juga dapat menghasilkan gas yang mencemari udara, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia dan hewan. Seperti gangguan pernapasan, iritasi mata atau hidung, dan bahkan penyakit paru-paru.
Hasil Pencarian Bonsai Pohon Kelapa Sawit
Maaf, barangnya tidak ketemu
Coba cek lagi kata pencarianmu.
Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu usaha hasil pertanian yang terpenting di Indonesia. Industri kelapa sawit menghasilkan limbah berupa Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS), Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), dan padatan organik yang berasal dari hasil proses pengolahan tandan buah segar (TBS). Limbah cair dari industri kelapa sawit yang tidak diolah dengan tepat akan menyebabkan timbulnya bau tak sedap pada badan air karena tingginya kandungan bahan organik, minyak dan lemak, dan padatan total tersuspensi. Penelitian ini bertujuan merancang unit pengolahan limbah cair industri minyak kelapa sawit agar sesuai baku mutu Permen LHK RI No 5 Tahun 2014. Karakteristik air limbah kelapa sawit adalah pH 4,2, minyak dan lemak 4.000 mg/L, BOD 278 mg/L, COD 620 mg/L, TSS 18 mg/L, dan Total Nitrogen 750 mg/L. Pengolahan air limbah dapat dilakukan menggunakan teknologi secara fisik, kimia maupun biologis. Unit pengolahan dari industri kelapa sawit terdiri atas sumur pengumpul dan bar screen, grit chamber vortex, grease trap, dissolved air flotation (DAF), netralisasi, koagulasi, flokulasi, bak ekualisasi, sequencing batch reactor (SBR), desinfeksi, sludge drying bed (SDB). Perhitungan neraca massa dari pengolahan di setiap unit menjadi faktor penting agar dapat mengetahui aliran massa semua beban pencemar yang masuk dan keluar tiap unit pengolahan.
Abdul Fatah Ismail, Universitas Jember
Program Studi S1 Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37, Sumbersari Jember 68121
Yeny Dhokhikah, Universitas Jember
Program Studi S1 Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37, Sumbersari Jember 68121
Tafany Salsabila Eka Pramudita
Program Studi S1 Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37, Sumbersari Jember 68121
Ana Surya Aniska, Universitas Jember
Program Studi S1 Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember
Jl.Kalimantan 37, Sumbersari Jember 68121
Heryadi, H., Agribisnis, P. S., & Fmipa-ut, J. B. (2013). Pupuk Organik Cair Dan Potensinya Dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Cabai ( Capsicum Annum ). 14(Maret).
Indriyani, Y. H. (2005). Pengaruh Rasio Penggunaan Limbah Ternak dan Hijauan terhadap Kualitas Pupuk Cair. Pangan Kanisius. Yogyakarta
Kurniawan, E., Ginting, Z., & Nurjannah, P. (2017). Pemanfaatan Urine Kambing Pada Pembuatan Pupuk Organik Cair Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro (NPK). Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, 23, 1–10. jurnal.
Leni Maulinda. (2013). Pengolahan Awal Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit Secara Fisika. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 2(November), 16–30.
Lubis, Fristyana Sosanty, dkk. (2014). Kajian Awal Pembuatan Pupuk Cair Organik Dari Effluent Pengolahan Lanjut Limbah Cair Kelapa Sawit (LCPKS) Skala Pilot. Jurnal Teknik Kimia USU, vol. 3, No. 1
Meriatna, M., Suryati, S., & Fahri, A. (2018). Pengaruh Waktu Fermentasi dan Volume Bio Aktivator EM4 (Effective Microorganisme) pada Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Buah-Buahan. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 7(1), 13. https://doi.org/10.29103/jtku.v7i1.1172
Nur, T., Noor, A. R., & Elma, M. (2016). Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Penambahan Bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms). Konversi, 5(2), 44–51. https://doi.org/10.20527/k.v5i2.4766
Nursanti, I. (2013). Karakteristik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit pada Proses Pengolahan Anaerob dan Aerob. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 13(4), 67–73.
Rahardjo, P. N. (2006). Teknologi Pengelolaan Limbah Cair Yang Ideal Untuk Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Air Indonesia, 2(1), 66–71. https://doi.org/10.29122/jai.v2i1.2291
Rahmasita, dkk. (2017). Analisa Morfologi Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Penguat Komposit Absorpsi Suara. Jurnal Teknik Its Vol. 6, No. 2
Pengiriman per potong: Rp 225.188
Cara Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit
Teknologi Reverse Osmosis (RO) dapat digunakan dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit. Namun, sebelum proses RO dilakukan, limbah cair tersebut harus melalui beberapa tahapan awal untuk memperoleh kualitas yang memadai. Tahapan-tahapan tersebut meliputi proses aerobik, anaerobik, clarifier, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk menghilangkan sejumlah besar kontaminan dan mengendalikan konsentrasi zat-zat terlarut sebelum airnya diolah menggunakan RO.
Proses RO pada limbah cair kelapa sawit bertujuan untuk menghasilkan air yang dapat digunakan kembali, dalam konsep yang disebut sebagai “reuse” air. Air yang telah melalui tahap RO tersebut dapat digunakan kembali untuk keperluan toilet, irigasi, atau aplikasi lainnya.
Namun, perlu dicatat bahwa sistem ini jarang digunakan dalam industri kelapa sawit. Lebih sering, penggunaan sistem RO untuk air “reuse” terjadi di apartemen, hotel, mall, dan tempat-tempat lain yang memiliki kebutuhan air tinggi, tetapi pembelian air PDAM terlalu mahal.
Penggunaan teknologi RO dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit atau dalam konsep “reuse” air merupakan solusi yang berkelanjutan dan dapat membantu mengurangi konsumsi air bersih serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya air.